Ketahui Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Contoh Pantun Jenaka
Dalam pelajaran bahasa, pantun merupakan salah satu tema yang sering dibahas. Ya, Kamu pasti sudah mempelajari materi ini bukan? Tentunya jika sering menonton hiburan ditelevisi, kerap mendengar para pelaku industri hiburan berima.
Itu sebabnya pantun masih banyak dikenal dalam kalangan masyarakat, meski mungkin mereka tidak mengetahui detail dari pantun yang sebenarnya. Yup, seperti yang dikatakan di awal bahwa pantun adalah bagian dari puisi lama. Lantas apa yang dimaksud dengan puisi lama?
Puisi lama adalah jenis yang terikat oleh bentuk. Berbeda dengan puisi modern yang cenderung bebas bentuk, bebas suku kata dan lain-lain. Dalam kesempatan kali ini Uncle Kals akan menjelaskan tentang Pengertian, Ciri, Fungsi dan Contoh dari karya sastra tersebut.
Pengertian
Dalam pembagiannya, pantun terbagi menjadi beberapa jenis. Tentunya dibedakan menurut fungsi dan makna yang akan disampaikan dalam sebuah pantun tersebut. Satu hal yang harus diketahui bahwa adanya makna yang tersampaikan dalam pantun, sehingga bukan hanya sekedar rangkaian kata tanpa makna.
Salah satu jenis pantun yang terkenal adalah pantun jenaka. Tentu dari istilahnya saja pasti sudah tahu bahwa pantun jenis ini akan membahas tentang hal-hal yang lucu dan menghibur. Mengutip laman Hai Bunda, pantun jenaka adalah jenis pantun yang mengandung humor, sesuatu yang lucu dan menghibur, yang dibuat dengan tujuan untuk menghibur para pendengar atau pembaca.
Fungsi
Telah dibahas sebelumnya bahwa pantun dibedakan menurut fungsinya. Pembedaan ini dilakukan supaya makna atau pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah Pantun dapat diterima dengan baik oleh para pendengar atau pembaca.
Begitu juga dengan pantun jenaka. Ya, ada beberapa fungsi pantun jenaka yang mungkin perlu Kamu ketahui. Dengan mengetahui apa saja fungsi dari pantun jenaka, maka pemahaman Kamu tentang pantun jenis ini akan meningkat. Adapun Fungsinya sebagai berikut:
- Sebagai media hiburan bagi teman-teman yang sedang dirundung kesedihan
- Sebagai media untuk membangun keintiman antara dua orang yang baru saja bertemu atau dikenal
- Sebagai strategi untuk memberikan pesan moral yang mudah diterima oleh orang lain
- Sebagai bentuk sindiran terhadap orang lain namun tanpa tendensi untuk menyinggung atau menyakiti hati
- Sebagai suasana yang lebih hangat dan mencairkan suasana saat berkumpul bersama keluarga besar atau teman rombongan.
Ciri-Ciri
Terdapat ciri-ciri dari pantun jenis ini, antara lain yaitu:
1. Setiap Bait Terdiri Dari Empat Baris
Jika dalam karya prosa diketahui terdapat paragraf untuk setiap rangkaian kalimat didalamnya terdapat satu gagasan pokok, maka pantun memiliki hal yang sama dengan bait.
Bait-bait dalam pantun mengandung untaian kata yang senada. Jika Kamu membuat sajak yang jenaka, maka harus terdapat unsur komedi didalamnya.
2. Pada Setiap Baris Terdiri Dari 8 Sampai Dengan 12 Suku Kata
Secara historis, pantun tidak ditulis, tetapi disampaikan secara lisan. Dari sejarah tersebut dapat diketahui bahwa pantun merupakan salah satu tradisi sastra lisan yang masih bertahan. Nah, karena pada awalnya diucapkan, jumlah suku kata di setiap baris dibuat sesingkat mungkin agar pesannya mudah dipahami.
Oleh karena itu, ketika membuat pantun ada ketentuan bahwa satu baris dalam pantun terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Ini merupakan aturan terpenting dalam membuat pantun.
3. Memiliki Sampiran Dan Isi
Ciri pantun selanjutnya adalah memiliki sampiran dan isi. Pada sampiran sering disebut sebagai pengantar dalam pantun. Biasanya terletak pada dua baris pertama. Sebagai pengantar, fungsi sampiran adalah untuk menarik pembaca agar membaca pantun sampai akhir.
Contoh Pantun Jenaka
Nah, untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang pantun jenaka, ada beberapa contoh pantun jenis ini yang dapat dipraktikan. Dengan membaca beberapa contoh tersebut, tentunya Kamu bisa mendapatkan inspirasi tentang bagaimana pantun jenis ini dibuat. Adapun beberapa contohnya sebagai berikut:
Hujan gerimis mengguyur-guyur
Tak jua reda meski sudah jam satu
Jangan kau menangis-nangis di atas kasur
Nanti kasurnya jadi rumah kutu
Jalan-jalan ke taman rawa
Jika lelah, duduklah di pohon asem
Geli hati ini menahan tawa
Melihat kepala adik terjepit helm
Demikian ulasan tentang pantun jenaka, semoga bermanfaat ya!
Posting Komentar untuk "Ketahui Pengertian, Ciri, Fungsi, dan Contoh Pantun Jenaka"